-->

Malangnya Wanita ini, Taat Beribadah Tapi Masuk Neraka, Hanya Karena...

Aku rajin beribadah, tapi tidak memakai jilbab.
Aku rasa itu hanyalah dosa yang kecil, aku bisa menutupinya dengan pahala shalat dan puasa. Bukankah yang terpenting dalam ibadah itu niat dan ikhlasnya?
Saudariku yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta'ala, berjilbab saat ini mulai digandrungi oleh kaum hawa.
Ada yang hanya ikut-ikutan trend, terbawa fashion, meski begitu ada pula yang benar-benar memahami dan ingin melaksanakan perintah-Nya.
Berbagai jenis dan model jilbab saat ini banyak didapati di pasaran, ada yang sesuai syariat dan ada juga yang tidak. Bahkan ada yang terbilang syubhat jika dipakai, artinya jilbab jenis ini masih samar hukumnya, apakah halal atau haram.
Salah satu jenis jilbab yang syubhat adalah jilbab yang digunakan tapi tidak terulur sampai ke dada, kemudian bagian kaki malah tampak ketat dan terlihat.
Banyak kaum hawa yang menyangka bahwa tidak mengenakan jilbab adalah dosa yang kecil. Yang dapat tertutupi dengan pahala dari shalat, puasa, zakat dan haji yang mereka lakukan.
Ingat, ini adalah cara berpikir yang salah dan harus diluruskan. Kaum wanita yang tidak memakai jilbab, tidak saja telah berdosa besar kepada Allah Ta'ala, nanun juga telah terhapus seluruh pahala amal ibadahnya.
Hal ini sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah Ta'ala berikut ini,
“…..Barangsiapa yang mengingkari hukum-hukum syariat Islam sesudah beriman, maka hapuslah pahala amalnya bahkan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Maidah: 5).
Naudzubillah, semoga kita semua terjauh dari azab Allah Subhanahu Wa Ta'ala..
Terdapat sebuah kisah teladan tentang seorang perempuan yang menganggap bahwa meninggalkan jilbab itu adalah dosa kecil.
Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah, bahkan terkadang ia menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, ia tidak mau berjilbab dan menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum sambil menjawab, ”Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab.”
Ini adalah jawaban yang sering terdengar dari kaum wanita. Sudah banyak orang yang menanyakan maupun menasihatinya, tapi jawabannya tetap sama.
Hingga di suatu malam, ia bermimpi sedang berada di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran.
Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas di pinggir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya.
Ia tidak sendiri. Ada beberapa wanita disitu yang juga terlihat sedang menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya putih bersih seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.
“Assalamu’alaikum, Saudariku….”
“Wa’alaikum salam. Selamat datang, Saudariku.”
“Terima kasih. Apakah ini surga?”
Wanita itu lantas tersenyum. “Tentu saja bukan, Saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga.”
“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini.”
Wanita itu kembali tersenyum, ”Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, Saudariku?”
“Aku selalu menjaga waktu shalat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah.”
“Alhamdulillah…”
Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di taman mulai memasuki pintu tersebut satu-persatu.
“Ayo kita ikuti mereka,” kata wanita itu sambil setengah berlari.
“Ada apa di balik pintu itu?” katanya sambil mengikuti wanita tersebut.
“Tentu saja surga, Saudariku,” larinya semakin cepat.
“Tunggu… tunggu aku…” teriak si wanita itu. Dia berlari akan tetapi tetap tertinggal, padahal wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum kepadanya.
Ia tetap tak mampu mengejarnya meskipun sudah berlari. Kemudian ia berteriak, “Amalan apa yang telah kau lakukan hingga engkau begitu ringan?”
“Sama dengan engkau, Saudariku,” jawab wanita itu sambil tersenyum.
Wanita itu telah mencapai pintu surga. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita tersebut, “Amalan apalagi yang kau lakukan namun tidak kulakukan?”
Wanita itu menatapnya sambil tersenyum. Lalu ia berkata, “Apakah kau tak memperhatikan dirimu, apa yang membedakan dengan diriku?
Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.
“Apakah kau mengira Rabb-mu akan mengizinkanmu masuk ke Surga-Nya tanpa jilbab menutup auratmu?”
Tubuh wanita itu telah melewati pintu seluruhnya. Namun tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya sambil berkata, ”Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai hatimu saja, karena niatmu adalah menghijabi hati.”
Ia tertegun kemudian terbangun, beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan shalat malam. Menangis tersedu-sedu dan menyesali perkataannya dulu. Ia berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya.
Saudariku, “Sesungguhnya seorang mukmin dosanya itu bagaikan bukit besar yang kuatir jatuh padanya, sedang orang kafir memandang dosanya bagaikan lalat yang hinggap di atas hidungnya.”
Wahai kaum wanita yang tak mau berjilbab, tanyakanlah ke dalam hati nurani kalian masing-masing. Apakah terasa berdosa bagaikan gunung yang sewaktu-waktu jatuh menghimpitnya atau bagaikan lalat yang hinggap di hidung mereka?
Jika kaum wanita yang tak mau memakai jilbab menganggap enteng dosa mereka bagaikan lalat yang hinggap di hidungnya, maka ia tak akan bertobat sepanjang hidupnya.
Atau dalam perkataan lain tidak ada sedikitpun perasaan takut kepada Allah, sebab itu mereka kekal didalam neraka. Dan mereka tak akan pernah mendapatkan syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam ketika nanti di akhirat.
Sesungguhnya banyak kaum wanita yang menghapus pahala shalatnya, semata-mata karena mereka tidak mengenakan jilbab didalam hidup mereka.
Telah diisyaratkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana bunyi hadits dibawah ini,
“Ada satu masa yang paling aku takuti, dimana umatku banyak yang mendirikan shalat, tetapi sebenarnya mereka bukan mendirikan shalat, dan neraka jahanam-lah bagi mereka”.
Dari hadits diatas, terdapat sepenggal kalimat “sebenarnya bukan mendirikan shalat” maksudnya adalah nilai shalat mereka tidak ada di sisi Allah. Karena telah terhapus pahalanya disebabkan kaum wanita mengingkari ayat tentang perintah berjilbab.
Begitulah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam memberi peringatan kepada kita semua, bahwa banyak umatnya dari kaum wanita yang masuk neraka walaupun mereka mendirikan shalat, hanya karena ia tidak memakai jilbab semasa hidupnya.
Apakah kita yang mengaku mencintai sesama umat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam akan diam berpangku tangan membiarkan kaum wanita berada dalam dosa yang begitu besar? Tentu tidak. Mari saling mengingatkan.
Wallahu waliyyut taufiq.
Loading...

0 Response to "Malangnya Wanita ini, Taat Beribadah Tapi Masuk Neraka, Hanya Karena..."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel